Berikut ini merupakan 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi antar wilayah
a. Wilayah Yang Saling Melengkapi (Regional Complementary)

Contoh : Jakarta memiliki keterbatasan hasil pertanian seperti sayur-sayuran, akan tetapi Jakarta memiliki komoditi berupa alat-alat elektronik. Sedangkan Yogyakarta memiliki surplus hasil pertanian, namun komoditi alat-alat elektronik masih sedikit. Sehingga, keduaa wilayah, baik Jakarta maupun Yogyakarta melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan wilayah masing-masing.
b. Intervening Opportunity

Contoh : Indonesia akan mengimport beras dari Myanmar. Akan tetapi, Myanmar terkena banjir bandang, sehingga produksi beras menurun dan tidak mencukupi untuk mengadakan kegiatan eksport. Sehingga, Indonesia beralih untuk mengimport beras dari Thailand.
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa manusia, gagasan maupun informasi. Hal ini dipengaruhi oleh :
a. Jarak mutlak dan jarak relatif antar wilayah
b. Biaya angkutan atau transportasi antar wilayah.
c. Kemudahan atau kelancaran angkutan
Kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi, ataupun barang yang tergantung dengan faktor jarak, biaya transportasi dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi, semakin murah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.
Contoh : petani sayur di Sleman akan cenderung mendistribusikan hasil pertaniannya ke daerah-daerah seperti di kota Yogyakarta, Magelang, dan sekitarnya. Sebab, jarak antar wilayah cukup dekat, transportasi mendukung, biaya angkutan pun tidak tinggi, topografi wilayah relatif datar. Sehingga, memiliki kemudahan dalam distribusi hasil produksi ke daerah-daerah tersebut daripada ke Dieng dengan topografi yang berbukit-bukit.
Posting Komentar