1. Mengapa Kualitas Sumber Daya Manusia dan Penduduk penting Bagi Indonesia?
Kualitas manusia dan penduduk memang penting bagi indonesia. Kualitas manusia dan penduduk akan menjadi tolak ukur serta penanda kemajuan atau kemunduran pengembangan kualitas sumber daya manusia indoneisa.
Kualitas manusia dan penduduk memang penting bagi indonesia. Kualitas manusia dan penduduk akan menjadi tolak ukur serta penanda kemajuan atau kemunduran pengembangan kualitas sumber daya manusia indoneisa.
Melalui indikator kualitas
manusia dan penduduk yang baik, maka manusia dan penduduk Indonesia dapat
mandiri, tidak terlalu bergantung dengan negara lain, diakui oleh negara lain,
bahkan mewarnai dunia. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk
yang besar sehingga dapat dijadikan sebagai modal pembangunan negara bukan
beban pembangunan negara. Masalah indikator kualitas manusia dan penduduk
Indonesia saat ini harus diperhatikan untuk didiskusikan, dievaluasi, serta
diperbaiki agar terwujudnya pembangunan sumber daya manusia yang optimal.
Contoh: Kualitas manusia dan penduduk Indonesia dalam
variabel kualitas non fisik masih tergolong rendah, terutama aspek kecerdasan
dan produktivitas. Penduduk Indonesia saat ini masih banyak yang baru mengenyam
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Sehingga,
pemerintah harus merencanakan peningkatkan jenjang pendidikan wajib belajar
hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) agar pembangunan sumber daya manusia
Indonesia dapat terwujud secara optimal. Setelah perencanaan tersebut
dilaksanakan, pemerintah Indonesia harus mengevaluasi hasil perencanaan peningkatan
mutu kualitas pendidikan Indonesia. Sehingga, dapat diketahui progress kualitas manusia dan penduduk
Indonesia dalam indikator non fisik.
Oleh karena itu, indikator kualitas manusia dan penduduk penting untuk
diketahui, terutama oleh bangsa Indonesia.
1. Jelaskan bahwa kualitas masukan,
kualitas sumberdaya manusia dan penduduk serta output adalah suatu totalitas
yang utuh!
Kualitas masukan selalu
berhubungan dengan dengan kualitas masukan dan manusia. Hal ini dikarenakan
kualitas masukan akan menentukan kualitas manusia baik secara fisik maupun non
fisik. Kualitas masukan
mencakup beberapa indikator, yaitu gizi, pendidikan, dan lingkungan. Indikator
gizi merupakan salah satu parameter penting dalam pembangunan sumber daya
manusia, mencakup seperti ketersediaan air bersih, mutu gizi makanan yang dapat
dilihat dari beberapa aspek seperti kalori, protein, karbohidrat, vitamin
maupun mineral dari suatu makanan atau minuman. Gizi
juga akan berpengaruh terhadap kecerdasan, dimana manusia yang mendapatkan gizi
yang baik maka fisik akan berkembang baik, termasuk otak yang kemudian akan
berpengaruh terhadap kecerdasan manusia iti sendiri. Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam aspek spiritual keagamaan, pengembangan diri, kecerdasan
pribadi melalui proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Di dalam hal ini, pendidikan berperan sebagai poros dan tolak ukur kemajuan
suatu negara sehingga pendidikan merupakan indikator kualitas masukan yang
bersifat urgent. Sedangkan
kualitas lingkungan (lingkungan sosial) dan pendidikan akan berpengaruh
terhadap kualitas manusia secara non fisik seperti kecerdasan, emosional, dan
budi dan iman. Manusia yang tumbuh pada lingkungan yang baik maka akan
terbentuk kepribadian yang baik, manusia yang memiliki emosional dan budi dan
iman yang baik. Pendidikan akan berpengaruh terhadap kecerdasan seseorang. Selanjutnya kualitas manusia menetukan output,
manusia yang memiliki kualitas fisik dan non fisik yang baik maka akan
menghasilkan output atau keluaran yang baik pula.
Lingkungan terbagi menjadi 3 aspek, yaitu fisik, biologis, dan
sosial ekonomi. Aspek fisik berhubungan dengan unsur- unsur geosfer seperti
tanah, iklim, udara dan lain- lain. Aspek biologis berhubungan dengan genetika
dan penyebarannya. Aspek sosial ekonomi berhubungan dengan situasi masyarakat
yang dilihat dari segi sosial dan ekonomi. Sehingga, berdasarkan penjabaran
mengenai kualitas masukan diatas, kualitas masukan telah melingkupi indikator-
indikator kualitas manusia dan penduduk. Kualitas masukan akan mempengaruhi
kualitas manusia, kualitas manusia mempengaruhi kualitas penduduk, dan
sebaliknya kualitas penduduk mempengaruhi kualitas manusia. Kualitas manusia
menghasilkan output yang bisa membuat
kualitas manusia yang lebih baik. Apabila kualitas manusia (individu) sudah
baik, maka kualitas penduduk pun akan berjalan beriringan dengan kemajuan
kualitas manusia tersebut.
2. Mengapa kualitas manusia dan penduduk
nonfisik sulit diukur?
Kualitas penduduk non fisik sangat
berbeda dengan kualitas fisik, dan sebagian besar lebih banyak merupakan ukuran
yang tidak langsung seperti ukuran gejala untuk memperkirakan keadaan yang
sesungguhnya. Satuan ukuran- ukuran kualitas non fisik yang obyektif masih
belum tersedia. Kualitas non fisik mencakup tiga unsur yang sesuai dengan
kepribadian penduduk yakni unsur kecerdasan, unsur emosional serta unsur budi
dan iman. Sehingga, kualitas non fisik memang sulit diukur karena bersifat abstrak
dan unmeasureable (tidak dapat dikur
secara langsung) karena unsur- unsur kualitas non fisik seperti kecerdasan,
emosional, budi dan iman sulit bahkan tidak dapat diwujudkan dalam satuan angka
yang obyektif.
3. Jelaskan pentingnya mengetahui indikator
dari kualitas manusia dan penduduk!
Karena aspek penting dalam kualitas manusia dan penduduk
adalah masalah indikator. Indikator adalah variabel yang membantu dalam
pengukuran perubahan- perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Indikator kualitas manusia dan penduduk dapat dijadikan sebagai tolak
ukur, parameter dan profil suatu permasalahan yang kompleks. Apabila indikator-
indikator sudah diketahui maka akan diketahui potensi- potensi permasalahan
yang akan dikaji. Setekah diketahui potensi- potensi permasalahan, proses
selanjutnya adalah perencanaan (planning)
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Perencanaan mencakup strategi- strategi
yang akan dilakukan. Strategi mencakup 2 aspek, yaitu pelaksanaan dan evaluasi.
Di dalam hal ini, indikator kualitas manusia dan penduduk berfungsi sebagai
penanda kemajuan atau kemunduran suatu permasalahan yang dihadapi manusia
(individu) atau penduduk, seperti permasalahan kondisi fisik manusia yang
mencakup ukuran/ bobot manusia, tenaga dan daya tahan tubuh atau permasalahan
penduduk manusia yang mencakup aspek produktivitas, kemandirian, solidaritas
penduduk.
4. Jelaskan dengan data masalah kualitas
sumberdaya manusia di Indonesia!
Tabel 1. Rata-rata
Lama Sekolah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenis
Kelamin, tahun 2004, 2005 dan 2006
(dalam tahun)
Jenis kelamin
|
Perkotaan
|
Perdesaan
|
Perkotaan+Perdesaan
|
||||||
2004
|
2005
|
2006
|
2004
|
2005
|
2006
|
2004
|
2005
|
2006
|
|
Laki-laki(L)
|
9,3
|
9,4
|
9,48
|
6,6
|
6,5
|
8,53
|
7,8
|
7,8
|
9,00
|
Perempuan(P)
|
8,2
|
8,4
|
6,68
|
5,5
|
5,5
|
5,72
|
6,7
|
6,8
|
6,20
|
L+P
|
8,8
|
8,9
|
7,92
|
6,0
|
6,0
|
6,97
|
7,2
|
7,3
|
7,44
|
Sumber:
Indikator Kesejahteraan
Rakyat, 2005 (19) dan BPS, Susenas dalam Statistik Pendidikan, 2006.
Tabel 2. Rata-rata Lama
Sekolah di Indonesia 1999 dan 2002 (dalam tahun)
No
|
Nama Propinsi
|
1999
|
2002
|
1
|
Nangroe Aceh D
|
7,2
|
7,8
|
2
|
Sumatera Utara
|
8,0
|
8,4
|
3
|
Sumatera Barat
|
7,4
|
8,0
|
4
|
Riau
|
7,3
|
8,3
|
5
|
Jambi
|
6,8
|
7,4
|
6
|
Sumatera Selatan
|
6,6
|
7,1
|
7
|
Bengkulu
|
7,0
|
7,6
|
8
|
Lampung
|
6,4
|
6,9
|
9
|
Bangka Belitung
|
6,5
|
6,6
|
10
|
DKI Jakarta
|
9,7
|
10,4
|
11
|
Jawa Barat
|
6,8
|
7,2
|
12
|
Jawa Tengah
|
6,0
|
6,5
|
13
|
D.I. Yogyakarta
|
7,9
|
8,1
|
14
|
Jawa Timur
|
5,9
|
6,5
|
15
|
Banten
|
7,7
|
7,9
|
16
|
Bali
|
6,8
|
7,6
|
17
|
NTB
|
5,2
|
5,8
|
18
|
NTT
|
5,7
|
6,0
|
19
|
Kalimantan Barat
|
5,6
|
6,3
|
20
|
Kalimantan Tengah
|
7,1
|
7,6
|
21
|
Kalimantan Selatan
|
6,6
|
7,0
|
22
|
Kalimantan Timur
|
7,8
|
8,5
|
23
|
Sulawesi Utara
|
7,6
|
8,6
|
24
|
Sulawesi Tengah
|
7,0
|
7,3
|
25
|
Sulawesi Selatan
|
6,5
|
6,8
|
26
|
Sulawesi Tenggara
|
6,8
|
7,3
|
27
|
Gorontalo
|
6,3
|
6,5
|
28
|
Maluku
|
7,6
|
8,0
|
29
|
Maluku Utara
|
6,5
|
8,4
|
30
|
Papua
|
5,6
|
6,0
|
|
INDONESIA
|
6,7
|
7,1
|
Sumber:
Laporan Pembangunan Manusia, 2004: 106-113
Keberhasilan Indonesia dalam
pembangunan untuk meningkatkan pencapaian melek huruf dan partisipasi penduduk
agar bersekolah memang telah membuahkan hasil yang relatif tinggi. Setelah
tahun 2000, tingkat melek huruf telah
mencapai angka di atas 90%. Namun apabila dilihat dari rata-rata lama sekolah,
kondisi pendidikan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Secara umum,
rata-rata lama sekolah yang masih pada kisaran 7,2 hingga 7,4 tahun selama
tahun 2004 sampai 2006. Angka ini menunjukkan bahwa pendidikan dasar 9 tahun
belum sepenuhnya tercapai. Belum tercapainya target pendidikan dasar 9 tahun memang merupakan
permasalahan yang sangat penting. Permasalahan penting lainnya menurut Tabel 1 adalah masih terjadinya
disparitas rata-rata lama sekolah menurut wilayah kota-desa dan jenis kelamin.
Penduduk laki-laki di wilayah perkotaan telah mengenyam pendidikan dasar 9
tahun, tetapi hal ini tidak sama dengan kaum laki-laki yang tinggal di wilayah
pedesaan. Hal ini memberikan
gambaran bahwa program Pendidikan untuk Semua
masih terjadi disparitas antar wilayah kota-desa. Daerah perkotaan
mencapai hasil yang lebih tinggi untuk angka rata-rata lama bersekolah
dibandingkan daerah perdesaan.
5. Mengapa demikian? Jelaskan!
Kondisi
Indonesia secara umum yang masih jauh dari harapan tercapainya Wajar 9 tahun.
Hanya propinsi DKI Jakarta yang telah mampu mencapainya. Hal ini ditunjukkan
baik pada tahun 1999 dan 2002, rata-rata lama sekolah diatas 9 tahun, yaitu 9,7
(1999) dan 10,4 (2002). Sedangkan propinsi DIY yang terkenal dengan julukan
kota pelajar belum mampu mencapai nilai rata-rata lama sekolah untuk program
Wajar 9 tahun. Pada tahun 1999, rata-rata lama sekolah yang dicapainya hanya
sebesar 7,9. Meskipun pada tahun 2002 rata-rata lama sekolah mengalami
peningkatan tetapi tetap belum memenuhi target untuk program Wajar karena
nilainya hanya sebesar 8,1. Propinsi-propinsi yang termasuk rendah dalam
pencapaian nilai rata-rata lama studi adalah NTB, NTT, Kalimantan Barat dan Papua. Berkaitan dengan rata-rata lama studi adalah
siswa yang mengalami putus sekolah atau tidak lagi melanjutkan sekolah. permasalahan
ekonomi mendominasi alasan tidak melanjutkan sekolah, Di daerah perkotaan
maupun perdesaan sebesar 35,78% murid tidak melanjutkan sekolah karena tidak
ada biaya. Di perdesaan,
proporsi yang tidak melanjutkan sekolah karena alasan biaya lebih tinggi
sekitar 3% dibandingkan di daerah perkotaan. Kemudian sebesar 23,56% mereka
harus bekerja mencari nafkah. Proporsi penduduk laki-laki memang mendominasi
tidak melanjutkan sekolah karena mereka harus bekerja. Faktor kedua adalah
berkaitan dengan budaya yaitu menikah sebesar 15,77%. Dan sebesar 7,07% mereka
merasa bahwa sekolahnya sudah cukup. Disamping faktor ekonomi dan budaya, faktor
kekurangan infrastruktur dan fasilitas sekolah masih sebesar 2,45%.
6. Jika menjadi penentu kebijakan bagaimana
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut?
Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas psumber daya manusia adalah dengan pendidikan. Oleh
karena itu pendidikan yang baik akan menjadikan sumber daya manusia tersebut
baik juga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara memberikan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi dan layak digunakan untuk dilakukannya
pembelajaran. Selain itu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah akses atau
jalur untuk menuju tempat pembelajaran supaya dipermudah sehingga minat untuk
mengikuti pembelajaran menjadi tinggi. Jika minat siswa untuk melaksanakan
pendidikan sudah tinggi, namun tidak dibarengi dengan minat dan kualitas guru
yang ada maka akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu sangat perlunya pelatihan
bagi semua pendidik untuk meningkatkan kulaitas pendidik. Penghargaan juga bagi
pendidik juga sangat penting untuk diberikan karena dengan penghargaan tersebut
akan memotivasi para pendidik untuk melakukan hal yang terbaik bagi pendidikan.
Supaya pendidikan dapata
terus berlangsung bagi semua masyarakat tanpa ada hambatan dalam bidang ekonomi
maka untuk pendidikan pada jenjang SD hingga SMA untuk masyarakat yang kurang
mampu secara ekonomi supaya bebas biaya. Hal ini dikarenakan banyak peserta
didik yang putus sekolah dikarenakan biaya pendidikan yang terlalu membebani.
Oleh karena itu sangat perlu adanya program-program yang harus dibuat dan
dilaksanakan untuk mewujudkan impian tersebut. Pemerataan pusat pendidikan dan
tenaga pendidik juga sangat perlu dilakukan supaya tidak ada diskriminasi dan
kualitas sumber daya manusia merata dan tidak berpusat pada satu wilayah.
Posting Komentar