BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kaya sumber daya alam dan manusia yang mengalami ironi karena impor barang lebih besar daripada ekspor. Berbagai faktor yang melatarbelakangi problematika tersebut.Salah satu nya adalah sumber daya manusia yang kurang berkualitas.
Permasalahan tersebut menjadikan Indonesia negara konsumerisme. Menurut Badan
Pusat Statistik, tercatat besaran ekspor negara Indonesia bulan Januari 2013
sebesar US$ 15,38 Miliar, sedangkan impor sebesar US$ 15,55 Miliar. Kondisi
tersebut menunjukkan besarnya arus permintaan barang ke luar negeri.
Kadangkala produk impor lebih baik, tetapi banyak dari
produk impor yang bernilai negatif, atau yang sering disebut “barang sampah”.
Salah satu yang paling berbahaya jika barang sampah tersebut berupa makanan.
Dampak yang ditimbulkan dari konsumsi tersebut bersifat langsung ke dalam tubuh.
Banyak sekali jenis makanan sampah yang tidak layak konsumsi. Ironisnya,
produk-produk tersebut telah menjadi trade
mark ditengah masyarakat, bahkan
menjadi tolok ukur gaya hidup.
Seperti yang kita
ketahui, modernisasi telah merambah negara Indonesia. Setiap aktivitas
kehidupan berpacu dengan waktu. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa
makanan cepat saji banyak diminati. Di lain sisi, makanan cepat saji yang
beredar di Indonesia kebanyakan diimpor atau produk dari luar negeri.
Menjadikan negara Indonesia sasaran prospektif pemasaran.
Namun, ketika
informasi seputar produk-produk tersebut tersampaikan dengan baik dan merata,
maka kemungkinan permintaan barang terhadap luar negeri akan berkurang,
sekaligus mengantisipasi gaya hidup konsumerisme dan menjaga kesehatan. Diawali
dari gambaran tersebut, maka dibutuhkan suatu analisis terhadap kondisi
kekinian; masyarakat dan perkembangan makanan sampah di masyarakat, efek
kesehatan, dan kondisi perekonomian pasca analisis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan,
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada pada negara Indonesia sebagai
konsumen produk luar negeri sebagai berikut :
1. Kekayaan SDA dan SDM Indonesia tidak mampu untuk mencapai
kemakmuran sendiri.
2. Besarnya campur tangan dan aset negara asing di Indonesia
ditandai dengan ekspor yang lebih besar dan tingkat konsumerisme yang tinggi.
3. Aspek kesehatan yang mulai diindahkan oleh masyarakat
Indonesia.
C. Batasan Masalah
Mengingat cukup luasnya ruang lingkup bahasan masalah
ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada:
1. Makanan sampah yang dimaksud adalah produk luar negeri
yang telah difranchise-kan dan
makanan kemasan hasil impor yang bermasalah.
2. Data yang digunakan untuk mengkaji bahasan adalah data
sekunder yang relevan.
3. Rentang data yang digunakan dimulai tahun 2009-2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah dan memperhatikan batasan masalah yang dipaparkan, maka muncul beberapa
pertanyaan yang merupakan rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Apakah yang menyebabkan SDA dan SDM Indonesia tidak dapat
mencukupi mayoritas kebutuhan masyarakatnya ?
2. Seberapa jauhkah campur tangan luar negeri terhadap
aktivitas ekonomi ditengah masyarakat Indonesia ?
3. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan produk-produk luar
negeri ( dalam konteks ini adalah produk makanan ) ?
4. Bagaimana solusi yang ditawarkan setelah proses analisis
terhadap resiko mengkonsumsi “makanan sampah”
produk luar negeri ?
E. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Menganalisis faktor yang menyebabkan kurang efisiennya
negara Indonesia terhadap pemanfaatan SDA dan SDM.
2. Menganalisis campur tangan luar negeri terhadap konsumen
di negara Indonesia.
3. Menganalisis dampak yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi
“makanan sampah” produk luar negeri.
4. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
F. Manfaat
1. Manfaat teoritis dari adanya tulisan ini diharapkan dapat
menjadi khasanah keilmuan terkait, selain itu juga dapat menjadi pemicu
semangat menulis bagi pemula.
2. Manfaat praktis yang diharapkan dari adanya tulisan ini
adalah mencoba membuka mata hati pembaca yang mungkin sebagai konsumen makanan
produk luar negeri untuk lebih hati-hati dalam memilih makanan. Selain itu,
diharapkan tulisan ini memberikan sumbangan saran untuk pemerintah agar lebih
bijak dalam melakukan impor dan ijin penanaman saham dari luar negeri.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ekspor-impor negara Indonesia
Perkembangan
ekspor-impor negara indonesia digunakan sebagai tolok ukur seberapa pengaruh
luar negeri terhadap negara Indonesia. Berikut ini adalah data dari Badan Pusat
Statistik.
1. Perkembangan Ekspor
Ekspor
Januari 2013 Mencapai US$ 15,38 Miliar.
·
Nilai
ekspor Indonesia Januari 2013 mencapai US$ 15,38 miliar atau mengalami
penurunan sebesar 0,011 persen dibanding ekspor Desember 2012. Sementara bila
dibanding Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 1,24 persen.
·
Ekspor
nonmigas Januari 2013 mencapai US$ 12,75 miliar, naik 2,69 persen dibanding
Desember 2012, demikian juga bila dibanding ekspor Januari 2012 naik 2,69
persen.
·
Menurut
sektor, ekspor hasil industri Januari 2013 naik sebesar 4,18 persen dibanding
bulan yang sama tahun 2012, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 7,29
persen, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya turun sebesar 3,25.
2. Impor Januari 2013 sebesar US$ 15,55 Miliar
·
Impor
Januari 2013 sebesar US$ 15,55 miliar atau turun 0,22 persen (US$ 0,03 miliar)
dibanding impor Desember 2012 yang besarnya US$ 15,58 miliar. Dan jika
dibanding impor Januari 2012 (US$ 14,55 miliar) naik 6,62 persen.
·
Negara
pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2013 masih ditemapti Cina
dengan nilai US$ 2,39 miliar dengan pangsa 20,74 persen, diikuti Jepang US$
1,42 miliar (12,33 persen), dan Singapura US$
0,84 miliar (7,33 persen). Impor nonmigas ASEAN mencapai 20,00 persen,
sementara dari Uni Eropa sebesar 10,67 persen.
·
Nilai
impor golongan bahan baku selama Januari 2013 mengalami peningkatan 14,66
persen dibanding impor bulan yang sama tahun sebelumnya. sedangkan untuk
golongan barang konsumsi dan barang modal mengalami penurunan masing-masing
sebesar 16,44 persen dan 12,10 persen.
B. “Makanan sampah” Produk Luar Negeri
Makanan sampah
adalah makanan yang tidak pantas dimakan manusia, karena akan merusak
organ-organ dalam tubuh (mengganggu kesehatan). Sedangkan menurut islam dalam
surah Al Maidah “Diharamkanbagimu (memakan) bangkai,
darah, dagingbabi, (daginghewan) yang disembelihatasnamaselain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, danditerkambinatangbuas,
kecuali yang sempatkamumenyembelihnya, dan (diharamkanbagimu) yang
disembelihuntukberhala.” (QS. Al Maidah: 3). Sedangkan makanan produk luar negeri dalam prosesnya
kemungkinan besar tidak mengindahkan itu semua karena paham liberalis mengakar
dengan kuat dan dominan. Produk-produk tersebut misalnya hamburger, sosis, makanan kaleng, yang penulis baca dari berbagai sumber dalam pengolahan atau kecukupan nilai gizi nya tidak sempurna. Produk tersebut ada yang diimpor langsung dari luar negeri dan ada pula yang telah membuka cabang di Indonesia lalu di franchise-kan.
C. Efek kesehatan Konsumen
1. Makanan gorengan
Makanan kalengan jelas nilai gizinya jauh berkurang. Selain
itu banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk
cair sehingga penyerapannya sangat cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan
kadar gula darah meningkat, memberatkan beban pankreas. Bersamaan dengann
tingginya kalori, dapat menyebabkan obesitas.
3. Makanan asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam
secara signifikan, hal mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan
tersebut melewati batas, menambah beban ginjal.
4. Makanan daging
yang diproses (ham, sosis, dll)
Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit
dapat menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet/pewarna dll yang memberatkan
beban hati/hepar.
Dalam ham dsb kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam
jumlah besar dapat mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.
5. Makanan dari
daging berlemak dan jerohan
Walaupun makan ini mengandung protein yang baik, vitamin
dan mineral tapi dalam daging berlemak dan jerohan mengandung lemak jenuh dan
kolestrol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jerohan
binatang dalam jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan pernyakit jantung
koroner dan tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.
6. Olahan Keju
Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan
penambahan berat badan hingga gula drah meninggu. Konsumsi makanan berkadar
lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan pengosongan perut. Banyak kasus
terjadinya hyperakiditas dan rasa terbakar.
7. Mi instant
Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin
vitamin, mineral. Kadar garam tinggi menyebabkan beratnya beban ginjal,
meningkatkan tekanan darah dan mengandung trans lipid, memberatkan beban
pembuluh darah jantung.
8. Makanan yang
dipanggang/dibakar
Mengandung zat
penyebab kanker.
9. Sajian manis
beku.
Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dll. Golongan
ini punya 3 masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas
karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan juga karena temperature rendah
sehingga mempengaruhi usus.
10. Manisan kering
Mengandung garam nitrat.
Itulah daftar jenis makanan yang diumumkan WHO sebagai
“Junk food”.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup dan Permasalahan SDA dan SDM Indonesia.
Sebelumnya akan dijelaskan dulu definisi SDA dan SDM
menurut ahli.
Menurut
Suryanegara (1977), sumber daya alam adalah unsur-unsur lingkungan alam, baik
fisik maupun hayati, yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
meningkatkan kesejahteraan hidup ( belajar.kemdiknas.go,id).Sedangkan pengertian SDM menurut Marimin dkk (2004), sumber daya manusia merupakan salah
satu aset organisasi yang menjadi tulang punggung suatu organisasi dalam
menjalankan aktivitasnya dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kemajuan
organisasi.
Sumber
daya alam dibedakan menjadi dua, sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable resource) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resource). Jenis sumber daya alam dalam dua pengkategorian
masing-masing adalah.
1. Renewable resource : tumbuhan, hewan, pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
2. Unrenewable resource : minyak bumi, gas alam, barang
tambang.
Namun muncul
permasalahan, mengapa sumber daya alam yang begitu kaya di tanah Indonesia ini
tidak dapat mensejahterakan rakyatnya ? masih banyak rakyat yang mengeluh dan lebih memilih
menggunakan produk luar negeri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ada beberapa
analisa penting terkait pertanyaan tersebut.
1. Kualitas
Melimpahnya
sumber daya alam tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusia nya.
faktanya demikian, maka dari pemerintah begitu mengedepankan sektor pendidikan.
hal ini ditujukan untuk pengelolaan yang lebih cerdas dan pada akhirnya akan
mempercepat pembangunan nasional. Negara-negara industri seperti Inggris,
Perancis, Amerika Serikat, Jerman pertumbuhannya cepat karena didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Ini lah yang menjadikan
negara-negara asing kuat dalam menanamkan menciptakan produk-produk yang “eye
catching” dan akhirnya menguasai pasar.
2. Jumlah
Penduduk
yang besar tidak berarti negara tersebut akan mudah dalam pembangunan.
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, namun belum
bisa dinyatakan berhasil dalam pembangunan. Hal tersebut disebabkan karena
semakin banyak penduduk maka semakin sulit pula pemerintah mengorganisir dan
membagi hasil pembangunan. Inilah yang dimaksud degradasi pemerataan.
Kenyataannya, hasil pembangunan lebih banyak dinikmati oleh golongan atas.
3. Komposisi
Singkatnya,
bila rasio ketergantungan tinggi, maksudnya banyak penduduk usia non produktif,
pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan nasional juga akan mengalami
kesulitan. Indonesia adalah negara berkembang dengan komposisi penduduk muda,
yaitu banyak penduduk usia sekolah, sehingga menjadi tanggungan negara. Kondisi
demikian akan mempersulit pengelolaan APBN dan kebijakan yang mungkin dilakukan
terkait sektor ekonomi adalah melakukan perdagangan internasional. Hal ini
dikarenakan sumber daya manusianya masih belum memungkinkan untuk pengelolaan
sumber daya alam yang efisien.
4. Persebaran penduduk
Indonesia
adalah negara kepulauan dengan persebaran lahan yang berbeda. Lahan di pulau Kalimantan
berbeda dengan pulau Jawa. Di pulau Jawa lebih subur, sehingga jumlah
penduduknya lebih banyak. Pusat pemerintahan pun ada di pulau Jawa, sehingga
mempengaruhi persebaran penduduk. Persebaran penduduk yang tidak merata ini
yang menyebabkan pengelolaan sumber daya alam tidak maksimal. Selain itu,
persebaranj sumber daya alam masing-masing daerah tidak sama, sehingga butuh
pengelolaan masing-masing. Langkah tepat untuk pengelolaan yang lebih baik
adalah memperbaiki sumber daya manusia selaku manajemen pengelolaannya.
B. Pengaruh Luar Negeri terhadap Konsumen di Negara
Indonesia
Tidak bisa
dipungkiri lagi bangsa asing telah menanamkan pengaruhnya, jauh sebelum
berdirinya NKRI. Bukan hanya di segi politik, tetapi menyeluruh sampai ke
sektor ekonomi. Perkembangan terbarunya beberapa produk makanan luar negeri
yang membuka cabang di Indonesia dan telah difranchisekan
ternyata populer dikalangan masyarakat Indonesia. makanan yang di impor pun
laku keras dipasaran.
Jenis makanan yang baru-baru ini diketahui sebagai
“makanan sampah” produk asing adalah jenis burger dari merek dagang terkenal,
Mc Donald. Beberapa proses pengolahan makanan ini tidak sesuai dengan prosedur
pengolahan makanan yang benar. Tentu saja tidak sesuai dengan syariat islam.
Hal ini menjadi ironi, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Makanan yang
pengolahannya tidak sesuai dengan syariat islam adalah haram. Mc Donald sendiri
merupakan produk asing ya difranchise
kan.
Kembali kepada pengaruh luar negeri terhadap konsumen
Indonesia, sampai produk tersebut mampu mengatur harga dan ditetapkan kepada
konsumen. Berawal dari kultur Indonesia yang terpengaruh modernisasi, sehingga
segalanya berpacu pada waktu. Makanan cepat saji menjadi pilihan. Akhirnya,
produk-produk makanan luar negeri yang tidak selalu menjamin kesehatan menjadi
pilihan.
C. Dampak yang ditimbulkan dari Mengkonsumsi “Makanan
Sampah”
Telah dijelaskan dalam kajian teori berbagai jenis
makanan yang masuk dalam “junk food” menurut WHO. Sekarang akan dijelaskan
lebih spesifik bahaya salah satu produk makanan luar negeri. Jenis makanan
tersebut yang menjadi sampel pembahasan dalam makalah ini.
Penulis
menjelaskan dalam sebuah video pengujian kesehatan 2 jenis makanan dari Mc
Donald, yaitu sebuah kentang goreng dan burger yang dimasukkan ke dalam toples
tertutup. Lalu ditentukan periode waktu setiap 1 jam selama 10 jam. Ada
perubahan signifikan kedua makanan tersebut. Dalam waktu 2 jam saja, burger
telah menjamur. Setelah 4 jam, kentang goreng mulai mengerut. Rentang 10 jam
burger sudah tidak berbentuk lagi, sedangkan kentang goreng sudah menjamur.
Proses pengujian ini menunjukkan makanan cepat saji
tersebut mengalami pembusukan yang lebih cepat, bahkan dalam waktu 2 jam sudah
menjamur. Bisa dibayangkan jika pengkonsumsian makanan tersebut bersifat rutin,
maka akan ada beberapa penyakit yang timbul di dalam tubuh. Selain itu,
kecukupan gizi yang terkandung dalam burger juga tidak dapat mencukupi
kebutuhan harian tubuh. Kita akan cepat lelah, bahkan mudah terserang sakit.
Intinya, makanan cepat saji tidak dianjurkan dikonsumsi secara rutin, tetapi
cukup menjadi makanan tambahan.
D. Analisis Solusi “Makanan Sampah” Luar Negeri bagi
Konsumen di Indonesia
Setelah dianalisis masing-masing sub bab dapat dipaparkan
beberapa solusi dari pembahasan pokok persoalan tersebut.
1. Pendidikan
Pendidikan
merupakan sektor yang diharapkan dapat mengubah pola dan peningkatan sumber
daya manusia, sehingga pengelolaan sumber daya alam menjadi lebih efisien dan
tetap ramah lingkungan. Pendidikan juga meningkatkan rasa cinta terhadap tanah
air, karena semakin tinggi pendidikan pendidikan semakin tinggi rasa
nasionalisme. Harapan akhirnya, masyarakat sebagai konsumen akan lebih cinta
produk dalam negeri.
2. Kebijakan Ekspor-Impor
Pemerintah
agar lebih lebih selektif mana yang dibutuhkan rakyatnya. Selain itu, alangkah
lebih baiknya pemerintah dan BPOM segera tanggap dan lebih ketat terhadap
barang impor, tetapi tetap tidak mengindahkan produk lokal, agar semuanya tidak
lolos dari pengawasan.
Pemerintah
juga harus memikirkan black market yang sering terjadi dalam perdagangan
internasional. Berawal dari sini lah sering terjadi barang yang tidak layak
pakai dijual ke dalam negeri dan akhirnya banyak menimbulkan sisi negatif bagi
konsumen.
3. Sosialisasi
Sosialisai
disini bertujuan untuk meneruskan pengujian yang telah dilakukan oleh BPOM dan
mensyiarkannya ke masyarakat. Alat bantu sosialisasi dapat melalui media massa,
media elektronik dan penyuluhan secara langsung. Penyuluhan tersebut dapat pula
bekerja sama dengan dokter agar segala penyakit yang kemungkinan ditimbulkan
dapat terjelaskan dan menambah efek was-was bagi konsumen. Hal tersebut
dimaksudkan agar masyarakat awam juga mengetahui apa yang dikonsumsinya. Selain
itu, ini juga sebagai senjata agar produsen produk makanan tersebut jera.
4. Pasar-pasar dalam
negeri
Ada
pengawasan menyeluruh dari pasar-pasar dalam negeri, terutama pasar swalayan
yang menjadi pasar produk luar negeri.
5. Kesadaran masyarakat
Kesadaran
masyarakatlah yang terpenting dalam mencegah makanan-makanan berbahaya yang dikonsumsi
mereka. Kesadaran itu muncul karena pengetahuan. Pengetahuan di dadat dari
pendidikan dan sosialisasi langsung. Intinya masing-masing solusi saling
berkaitan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang kaya SDA dan banyak SDM
tetapi tidak dapat mencapai kemakmuran. Hal ini disebabkan karena kualitas,
jumlah, komposisi, dan persebaran penduduk yang kurang terorganisir. Di lain
sisi, perilaku masyarakat Indonesia dimasa modernisasi ini menjadi konsumtif, karena
dengan adanya perdagangan internasionalarus masuk barang dari luar negeri mudah
merambah pasaran Indonesia.
Produk-produk makanan dari luar negeri
adalah yang sering dilihat dalam pasaran. Sayangnya, produk makanan tersebut
banyak yang tidak pantas untuk diedarkan lagi atau makanan yang tidak layak
makan karena berbagai hal. Ironisnya, makanan yang sering disebut “makanan
sampah“ tersebut memiliki banyak penggemar. Beberapa cara yang dimungkinkan
bisa menjadi solusi adalah melalui pendidikan, sosialisasi, penguatan
pengawasan pasar-pasar dalam negeri, kebijakan ekspor-impor, dan kesadaran
masyarakat sendiri.
B. Saran
Semua solusi tersebut bisa saja berfungsi efektif
terhadap permasalahan yang ada. Akan lebih tepat lagi ketika semua unsur
lapisan masyarakat dalam sebuah negara saling bersinergi. Bersama menyuarakan
tidak, jika itu negatif. Bersama menyuarakan iya, jika itu bermanfaat dan
melengkapi kebutuhan masyarakat. Kuatkan rasa cinta terhadap produk tanah air.
Daftar Pustaka
Sumber:
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2358474-pengertian-sumber-daya-manusia-menurut/#ixzz2VTu7pQSB
Faturochman dan Ambar Widaningrum. 2011. Masalah dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: UGM.
Posting Komentar